Jumat, Juli 26, 2013

Saham Asia jatuh seiring kenaikan yen

EWF
Bloomberg, (26/7) - Indeks patokan regional Asia pemangkasan kenaikan mingguan kelimanya karena penurunan saham Jepang di tengah hasil pendapatan perusahaan yang mengecewakan. Yen dan Won Korea Selatan naik, sementara bensin rebound.

MSCI Asia Pacific Index turun 0,3 persen ke posisi 135,77 pada pukul 11:45 siang di Tokyo, mengurangi kenaikan dalam sepekan menjadi 0,6 persen. Index Topix Jepang menuju penurunan terbesarnya sejak pertengahan Juni setelah beberapa perusahaan besar seperti Advantest Corp melaporkan kerugian yang lebih luas dari perkiraan. Yen menguat untuk hari kedua terhadap dolar, sementara won naik 0,4 persen. Index berjangka Standard & Poor 500 naik 0,1 persen. Bensin berjangka naik sebesar 0,4 persen, mengakhiri penurunan dua hari.

Kia Motors Corp dan Wipro Ltd bergabung dengan Samsung Electronics Co untuk melaporkan pendapatan hari setelah pembuat smartphone terbesar tersebut membukukan laba di bawah estimasi. China akan melanjutkan kebijakan moneter yang pruden, tulis Gubernur bank sentral China, Zhou Xiaochuan dalam sebuah artikel hari ini. Federal Open Market Committee (FOMC) AS akan mengadakan pertemuan kebijakan minggu depan, dan laporan ekonomi yang akan rilis 31 Juli mungkin akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang melambat pada periode April hingga Juni.

Index regional MSCI telah siap untuk kenaikan lima minggu, kenaikan beruntun terpanjang sejak Januari, dan naik 4,9 persen pada tahun ini. Dari 84 anggota index yang telah melaporkan pendapatan sejauh bulan ini dan yang memiliki estimasi dari Bloomberg, sebanyak 58 persen telah melampaui perkiraan analis. Dari 89 yang telah melaporkan pendapatan, 52 persen yang meleset dari perkiraan.

Toyota Motor Corp, produsen mobil Jepang yang mendapat 31 persen dari pendapatannya di Amerika Utara, turun 2,5 persen karena yen menguat. Advantest merosot 9,8 persen setelah membukukan kerugian kuartalam sebesar 3,6 miliar yen (US $ 36 juta.

Index Topix turun 2,1 persen. Index Harga konsumen Jepang mencatat kenaikan terbesar sejak 2008 di bulan Juni berdasarkan rilis data pagi ini sambil memberi sinyal bahwa ekonomi terbesar kedua di Asia tersebut mungkin telah keluar dari kondisi deflasi.

Index Kospi di Seoul naik sebesar 0,2 persen, sedangkan Index S&P/ASX 200 Australia naik sebesar 0,5 persen.

Samsung kehilangan 0,8 persen setelah membukukan laba bersih 7,58 triliun won ($ 6.8 milyar) untuk kuartal terakhir, dibandingkan perkiraan rata-rata dari analis sebesar 8,02 trilyun won.

Index Hang Seng Hong Kong naik 0,1 persen, sementara Shanghai Composite Index turun 0,6 persen. China yang akan laporan data laba industri besok, mengistruksikan lebih dari 1.400 perusahaan dari industri pembuatan baja hingga prousen kertas untuk menurunkan kelebihan kapasitas pada akhir tahun, menurut sebuah pernyataan yang dimuat di website Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China kemarin.

Yen naik 0,5 persen pada posisi 98,79 per dolar, siap untuk kenaikan mingguan sebesar 1.9. Won menguat menjadi 1,110.80 per dolar, naik 1 persen selama minggu ini.

Saham-saham global telah bergerak fluktuatif karena para investor masih menimbang data ekonomi AS untuk mencoba prediksi kapan Federal Reserve akan mulai untuk menurunkan program stimulus saat ini $ 85 milyar secara bulanan. Produk domestik bruto (GDP) tahunan di AS kemungkinan naik sebesar 1 persen untuk periode kuartal kedua, dari ekspansi sebesar 1,8 persen dalam tiga bulan sebelumnya, menurut perkiraan median dalam survei Bloomberg News terhadap para ekonom.

The Fed akan mulai memangkas pembelian pada bulan September mendatang, menurut 50 persen ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Ketua the Fed Ben S. Bernanke, pekan lalu mengatakan bahwa masih 'terlalu dini untuk membuat penilaian apapun', apakah pembuat kebijakan AS akan mulai menurunkan skala pembelian pada bulan itu. Bank sentral AS tersebut mengatakan bahwa data ekonomi akan menentukan waktu dan laju pengurangan program quantitative easing.

Emas naik sebesar 0,5 persen di $ 1,340.39 per ounce dan naik 3,4 persen dalam seminggu ini. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate stabil di level $ 105,58 per barel di New York. Minyak mentah turun senesar 2,3 persen minggu ini, siap untuk penurunan lima hari berutun pada bulan ini. (brc)

Updated at : Jumat, Juli 26, 2013

0 komentar:

Posting Komentar