Sebagian
besar saham Asia turun, menyusul penurunan ekuitas AS, karena turunnya
saham perusahaan industri dan investor menunggu data manufaktur dari
China.
Sekitar
tiga saham yang turun untuk setiap dua saham yang naik di Indeks MSCI
Asia Pacific, yang diperdagangkan stagnan di level 148,77 pada pukul
09:03 pagi di Tokyo. Kemarin indeks acuan ditutup pada level tertinggi
sejak 4 September tahun lalu, dan diperdagangkan pada 15 kali perkiraan pendapatan,
yang merupakan tertinggi dalam hampir lima tahun terakhir. Data
manufaktur awal hari ini di wilayah tersebut diperkirakan bergerak
bervariasi, dengan laporan sektor swasta dari China diperkirakan akan
menunjukkan pertumbuhan yang melambat dan indeks pembelian manajer dari
Jepang kemungkinan memberikan sinyal percepatan ekspansi.
Indeks
Topix Jepang turun 0,3 %. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,2 %.
Sedangkan Indeks NZX 50 Index Selandia Baru turun 0,2 % dan Indeks
S&P / ASX 200 Australia naik 0,3 %. Sementara pasar saham di China
dan Hong Kong belum dibuka.
Ekuitas
China dipangkas menjadi netral dari overweight oleh ahli strategi di
Bank of America Corp Merrill Lynch yang dipimpin oleh Ajay Kapur, yang
mengatakan pasar properti melemah dan mengintensifkan kampanye anti
korupsi akan mengganggu belanja konsumen. Sementara Indeks Shanghai
Composite naik 2 % kemarin, yang merupakan kenaikan beruntun terpanjang
untuk hari kesembilan sejak April 2007 lalu.
0 komentar:
Posting Komentar