Equity World Futures Jakarta: Saham
Asia bervariasi pada perdagangan hari Jumat, menyusul Wall Street
ditutup pada rekor baru tertingginya, sementara dolar menghadapi
beberapa tekanan pasca Federal Reserve AS tetap mempertahankan tingkat
suku bunga acuan di level terendahnya hingga tahun depan.
Harga
minyak bervariasi pasca melonjak terkait krisis Irak pada hari Kamis.
Sementara itu mata tertuju pada rilis data ekonomi pekan depan seperti
data manufaktur sementara dari China, Eropa dan Amerika Serikat.
Indeks
saham kospi korea merosot sebesar 1,20 persen, atau 23,96 poin, ke
level 1,968.07, Indeks S&P/ASX 200 Australia turun sebesar 0,89
persen, atau 48,7 poin ke level 5,419.5, sementara indeks Topix Jepang
ditutup mendatar, tergelincir 11,74 poin ke level 15,349.42.
Indeks
Shanghai China ditutup sebesar 0,15 persen lebih tinggi, naik 2,94 poin
ke level 2,026.67 dan Indeks Hang Seng Hong Kong naik sebesar 0,11
persen, atau 26,33 poin ke level 23,194.06.
Aksi
Profit taking memukul beberapa pasar pasca sebagian besar saham naik
pada Kamis terkait optimisme The Fed pada pertumbuhan ekonomi AS dan
komentar dovish Janet Yellen pada tingkat inflasi. Yellen memproyeksikan
bahwa tingkat inflasi tidak akan keluar dari kontrol dan tetap menjaga
tingkat suku bunga AS pada rekor terendahnya setidaknya selama satu
tahun lagi.
Di
New York, indeks S & P 500 berakhir di level baru tertingginya
untuk sesi kedua berturut-turut, ditopak oleh angka yang menunjukkan
klaim tunjangan pengangguran jatuh pekan lalu, menunjukan turunnya angka
pemecatan.
Indeks
S&P 500 yang berbasis luas naik sebesar 0,13 persen, sedangkan
indeks Dow naik tipis sebesar 0,09 persen meskipun indeks Nasdaq merosot
0,08 persen.
Sumber: AFP
0 komentar:
Posting Komentar