Selasa, Juni 24, 2014

Bank Dunia: Waspada, Jebakan Kelas Menengah

Sumber berita: www.plasadana.com

PT Equity World Futures Jakarta: Selama ini, pemerintah Indonesia membanggakan diri dengan pertumbuhan kelas menengah yang cukup tinggi. Tapi ternyata, pertumbuhan kelas menengah bisa menjadi bumerang jika tidak terkendali.

Dalam paparan  berjudul "Indonesia: Avoiding The Trap, Development Policy Review 2014”, Bank DUnia menyatakan Indonesia rawan masuk dalam jebakan kelas menengah. Lembaga itu mengingatkan Indonesia akan stagnan jika pertumbuhan ekonomi nasional hanya 5-6 persen setahun. Tapi jika pertumbuhan bisa digenjot hingga 9 persen, maka pada 2030 Indonesia akan maju.

Jebakan kelas menengah adalah fenomena saat satu negara mencatatkan pendapatan per kapita US$ 5.170, namun tidak mampu naik kelas menjadi negara maju. Untuk diketahui, Indonesia sudah masuk kategori negara berpendapatan menengah sejak dekade 1990-an.
Namun hingga kini kelasnya belum naik dan cenderung mengalami stagnasi cukup lama.

Menurut Bank Dunia, ekonomi Indonesia tumbuh karena konsumsi masyarakat yang tinggi dan mengandalkan ekspor beragam komoditas. Namun karena pola pertumbuhan ini tidak mengalami perubahan, Indonesia berada dalam posisi rawan karena harga komoditas dunia saat ini fluktuatif. Tingginya konsumsi pun mendongkrak impor yang membahayakan neraca perdagangan.

Di sisi lain, kata Bank Dunia, selama 10 tahun terakhir belanja pemerintah dan korporasi di sektor infrastruktur masih di bawah 4 persen PDB. Rendahnya investasi menggerus angka pertumbuhan ekonomi sebanyak 1 persen setahun. Ini yang menyebabkan ekonomi Indonesia berada di posisi rawan.

Lagi-lagi persoalan klasik. Jika impor tak terkendali dan infrastruktur tak berkembang, ekonomi Indonesia akan semakin terbelakang.

Updated at : Selasa, Juni 24, 2014

0 komentar:

Posting Komentar