Sumber berita: www.plasadana.com
PT EquityWorld Futures: Kekhawatiran bakal melonjaknya harga minyak dunia
akibat persoalan geopolitik di Irak menjadi salah satu pemicu utama
terdepresiasinya nilai tukar rupiah ke level Rp12.000 per dolar AS.
Menurut
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, ancaman bakal meningkatnya
harga minyak dunia menjadi kekhawatiran yang besar bagi negara-negara
net importer, termasuk Indonesia. "Rupiah yang sempat Rp12.000 mungkin
hanya bersifat sesaat. Saya melihatnya sebagai kondisi yang mencerminkan
pasar," kata Agus Marto di Gedung DPR Jakarta, Rabu (18/6) malam.
Dia
mengatakan, faktor lain yang mempengaruhi pelemahan rupiah adalah
perilaku pasar yang tengah terfokus pada rapat Federal Open Market
Committee (FOMC). "FOMC meeting memberikan informasi bahwa inflasi agak
meningkat di AS, sehingga menimbulkan kekhawatiran terjadi peningkatan
suku bunga," ujarnya.
Agus Marto menyebutkan, jika situasi di AS
akan mengalami inflasi yang tinggi, maka pasar domestik akan menilai
bahwa Federal Reserve akan lebih cepat menaikkan tingkat suku bunga.
"Padahal kita mengetahui bahwa penyesuaian bunga The Fed akan dilakukan
pada 2015, setelah tapering-off dilakukan secara teratur," kata Agus
Marto.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, faktor lain yang
menyebabkan melemahnya rupiah adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi
China hingga ketidakpastian ekonomi di Eropa. "Faktor-faktor ini akan
saling mempengaruhi negara-negara berkembang, sehingga memicu
kekhawatiran yang melemahkan nilai tukar," ucap Gubernur BI.
Sementara
itu, jelas Agus Marto, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh sejumlah
persoalan domestik, seperti pembelian valuta asing oleh korporasi ritel
untuk pembayaran utang luar negeri, pembayaran bunga, repatriasi
keuntungan dan kewajiban terhadap luar negeri lainnya.
"Ada juga
pembelian valuta asing akibat kekhawatiran situasi di Irak, sehingga
mereka membeli lebih awal. Ada kekhawatiran kondisi di Irak akan menekan
neraca perdagangan Indonesia, karena harga minyak meningkat dan nanti
dikhawatirkan akan ada rekanan kepada neraca transaksi berjalan,"
paparnya.
Bahkan, jelas dia, persaingan secara politis dalam
pemilihan presiden di Indonesia juga akan mempengaruhi nilai tukar
rupiah. "Jadi (pelemahan rupiah) saat ini sifatnya unik, dari kondisi
dunia dan kondisi di Indonesia. Tetapi, secara umum ekonomi kita masih
baik," ujar Agus Marto.
0 komentar:
Posting Komentar