Rabu, Mei 21, 2014

Sudah Habis Rp 19 Triliun, 12 Perusahaan Migas Dapat Sumur Kering



minyak bumi
EquityWorld Futures: Mencari minyak bumi di Indonesia makin tidak mudah, kendala dan risiko kegagalan makin tinggi. Buktinya, ada 12 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang mengebor minyak, namun tidak mendapatkan minyak atau gas bumi.

Presiden Indonesia Petroleum Association (IPA) Lukman Mahfoedz mengatakan, mencari minyak bumi di Indonesia saat ini makin sulit, dibutuhkan dana yang besar, teknologi modern, dan keberanian. Karena bila gagal, tidak ada orang yang mau mengganti kerugian.

"Buktinya 12 KKKS yang telah mengelontorkan dana US$ 1,9 miliar (Rp 19 triliun) untuk mengebor di laut dalam tidak menemukan cadangan migas yang ekonomis, memang ada 1 kontraktor yang berhasil mendapatkan gas bumi 6 triliun kaki kubik (TCF) di Papua (Genting Oil)," ucap Lukman dalam pembukaan Pameran The 38th IPA Convex 2014, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (21/5/2014).

Lukman mengatakan, Indonesia harus menambah cadangan minyaknya, apalagi cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 3,7 miliar barel, sementara kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) per hari terus meningkat.

Menurut data Kementerian ESDM, kebutuhan BBM nasional per hari mencapai 1,5 juta barel.

"Sementara dari pengeboran yang dilakukan menghasilkan hidrokarbon 85% berupa gas bumi, sedangkan 15% mengandung minyak bumi. Dan 75% potensi migas ada di laut dalam saat ini," ungkapnya.

Lukman menambahkan, IPA memperkirakan dengan pertumbuhan ekonomi tiap tahun dapat dijaga 6%, maka kebutuhan BBM pada 2025 meningkat 3 kali lipat.

"Konsumsi BBM kita pada 2025 naik 3 kali lipat dari 3,3 juta barel setara minyak per hari (boepd) menjadi naik 7,7 boepd, jika tidak mengandalkan produksi minyak dalam negeri artinya impor BBM semakin tinggi," tutupnya.

Updated at : Rabu, Mei 21, 2014

0 komentar:

Posting Komentar