Sumber berita: http://plasadana.com/content.php?id=7459
EquityWorld Futures: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia kemungkinan masih akan tertekan hingga akhir pekan lantaran minim sentimen positif dari dalam dan luar negeri. Penguatan indeks masih bersifat sementara, setelah mengalami koreksi tajam dan dimanfaatkan sebagian investor untuk menggelar aksi beli.
EquityWorld Futures: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia kemungkinan masih akan tertekan hingga akhir pekan lantaran minim sentimen positif dari dalam dan luar negeri. Penguatan indeks masih bersifat sementara, setelah mengalami koreksi tajam dan dimanfaatkan sebagian investor untuk menggelar aksi beli.
Pada penutupan
perdagangan Rabu (21/5), IHSG naik 0,3 persen ke level 4.910,29. Indeks
masih mampu menguat di tengah melemahnya bursa saham regional. Nilai
perdagangan mencapai Rp 6,2 triliun dan ditutup di posisi net sell Rp
32,6 miliar. Investor asing mencatat pembelian senilai Rp 2,05 triliun
dan penjualan RP 2,09 triliun.
Saham kemungkinan mengalami rebound
sementara setelah harga beberapa saham blue chip mengalami penurunan
yang cukup signifikan. Saham-saham unggulan seperti Telkom, PGN, dan
Unilever menjadi penggerak indeks. Aksi beli investor kemungkinan
berlanjut sementara, namun bisa jadi berbalik arah setelah indeks
kembali menyentuh level 5.000.
Beberapa sentimen negatif yang harus dicermati adalah rencana pemerintah untuk menambah subsidi bahan bakar minyak. Meski dinilai bisa menghindari gejolak pasokan dan inflasi, penambahan subsidi bisa memberatkan defisit anggaran serta mengerek impor.
Beberapa sentimen negatif yang harus dicermati adalah rencana pemerintah untuk menambah subsidi bahan bakar minyak. Meski dinilai bisa menghindari gejolak pasokan dan inflasi, penambahan subsidi bisa memberatkan defisit anggaran serta mengerek impor.
Dari luar negeri, keputusan bank sentral Jepang untuk tidak menambah stimulus moneter menjadi beban bagi bursa Asia.
Di
pasar uang, rupiah melemah 0,16 persen dan ditutup di level 11.508 per
dolar. Aksi profit taking terhadap rupiah kemungkinan dipicu isu politik
pencalonan presiden dan koreksi asumsi ekonomi makro yang menunjukkan
gejala perlambatan ekonomi. Isu bank sentral Amerika untuk menaikkan
suku bunga juga memukul rupiah.
Pada perdagangan hari ini, Kamis,
22 Mei 2014, rupiah diperkirakan berada di level 11.450-11.550 per dolar
AS. Sedangkan IHSG kemungkinan bergerak di interval 4.850-4.950.
0 komentar:
Posting Komentar