EquityWorld Futures: ASEAN Economic Community (AEC) mulai diterapkan mulai tahun depan.
Otomatis, pintu ekonomi semakin terbuka lebar. Pengusaha Indonesia punya
peluang luas melebarkan sayap ke wilayah ASEAN tanpa adanya hambatan.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi mengatakan,
pengusaha tak perlu takut atau cemas.
"Ini peluang bagi kita untuk berekspansi. Jadi jangan cemas. Tapi
ingat juga pengusaha luar negeri juga mempunyai kesempatan yang sama
untuk masuk ke Indonesia," ujar Bayu, saat memberikan sambutan dalam
Seminar Nasional bertajuk 'Metrologi Legal sebagai Sektor Pendukung
Dunia Usaha dalam Kesiapan Menghadapi AEC 2015' di The Sunan Hotel Solo,
Selasa (20/5).
Bayu kembali mengingatkan, ketika AEC mulai diterapkan, pasar
Indonesia paling potensial dan besar jika dibandingkan negara ASEAN
lainnya. Indonesia adalah 60 persen pasar ASEAN. Pasar Indonesia, lanjut
Bayu, sudah menjadi target dan bidikan pengusaha di luar negeri.
"Tantangan kita saat ini adalah bagaimana menciptakan produk inovatif yang berdaya saing tinggi," katanya.
Terkait isu metrologi, Bayu mengatakan ada 4 hal yang harus
diperbaiki untuk menghadapi AEC 2015. Pertama, perlunya mengapresiasi
metrologi atau pengukuran. "Saat ini orang menuntut ketepatan timbangan
namun tak mau mengeluarkan biaya untuk itu," ucapnya.
Kedua, pelaku usaha harus mau menera ulang alat ukur yang digunakan.
Dengan tera ulang tersebut produk akan akurat dan meminimalisir komplain
dari konsumen saat AEC mulai berlaku. Sebab, konsumen luar negeri lebih
detail dalam segala hal termasuk ukuran.
Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) juga penting untuk melakukan
peneraan. Bayu menilai SDM yang tersedia saat ini sangat minim, jika
dibandingkan dengan jumlah alat ukur yang ada.
"Yang terakhir bagaimana kita mendorong industri alat ukur dalam
negeri agar bisa bersaing dengan produk luar. Keempat syarat ini harus
diseimbangkan sebagai modal industri menghadapi AEC 2015," ucapnya.
0 komentar:
Posting Komentar