Equityworld futures - Irak
mengambil sumpah perdana menteri baru hari Kamis (7/5), mengakhiri masa
lima bulan perselisihan di antara blok-blok politik di negara itu.
Mantan kepala dinas intelijen Mustafa al-Kadhimi menjadi perdana menteri ke-enam Irak sejak 2003.
Ia adalah kandidat ketiga yang berupaya
membentuk pemerintahan setelah pengunduran diri Adel Abdul Mahdi pada
akhir November lalu.
Terkait protes-protes antipemerintah
yang mendorong Mahdi mundur dari jabatannya, Al-Kadhimi mengatakan bahwa
pemerintahnya Ĺ“akan memberi solusi, bukannya menambah krisis.
Para demonstran itu berunjuk rasa karena
kurangnya lapangan kerja dan menyerukan agar para elite yang berkuasa
di Irak mundur. Pandemi virus corona dan merosotnya harga minyak telah
menambah tekanan ekonomi terhadap negara itu.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo
berbicara melalui telepon dengan Al-Kadhimi, menyambut baik pemerintah
barunya dan membahas berbagai upaya menerapkan reformasi dan memerangi
korupsi.
Departemen Luar Negeri AS juga menyatakan memberi keringanan 120 hari bagi Irak untuk mengimpor bahan bakar listrik dari Iran
0 komentar:
Posting Komentar