PT Equityworld - Perseteruan
di Afghanistan telah menimbulkan korban tewas sebanyak 30.000 orang dan
banyak lagi yang terluka, sebagian besar pemberontak, menurut perkiraan
resmi terakhir.
Terhitung
hari Minggu, operasi kontra-pemberontak yang dilakukan oleh polisi dan
militer Afghanistan di seluruh negeri tersebut telah menyebabkan 18.500
orang pejuang œmusuh dan lebih dari 12.000 orang terluka, menurut
pejabat kementrian pertahanan dan dalam negeri.
Mohammad
Radmanesh, jurubicara wakil kementrian pertahanan, mengatakan kepada
VOA bahwa otoritas juga telah menangkap ratusan orang pemberontak.
Ia
menolak untuk berbicara mengenai korban yang timbul dari pihak Pasukan
Keamanan dan Pertahanan Nasional Afghanistan (ANSDF), namun mengakui
œada peningkatan lebih dari 10 persen dibandingkan tahun lalu.
Korban dipihak ANSDF mencapai 20.000 orang, termasuk 5.000 orang tewas di tahun 2015, menurut militer AS.
Menurut
Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR),
organisasi pengamat pemerintah AS, melaporkan pada bulan Oktober lebih
dari 5.500 pasukan Afghan terbunuh dalam delapan bulan pertama di tahun
2016 sementara 10.000 lainnya terluka.
Total untuk sepanjang tahun kemungkinan jauh lebih tinggi karena perang semakin berkecamuk sejak bulan Agustus.
Warga
Afghanistan memeriksa puing-puing harta miliknya di rumah anggota
parlemen Mir Wali setelah serangan orang-orang bersenjata Rabu malam di
Kabul bagian barat, 22 Desember 2016.
United
Nations Assistance Mission in Afghanistan (UNAMA) melaporkan kepada
Dewan Keamanan di New York minggu lalu insiden terkait konflik di negeri
itu telah menewaskan lebih dari 3.000 orang warga sipil tahun ini.
Selain
itu, untuk pertama kalinya 551.000 orang telah meninggalkan rumahnya
oleh karena perang yang semakin berkecamuk dan meluas.
Para
pejabat Afghanistan dan PBB mengatakan lebih dari 1 juta orang
Afghanistan menjadi pengungsi, termasuk banyak keluarga yang tak
tercatat di negara tetangga Pakistan dan Iran yang telah kembali ke
rumah di tahun 2016, yang telah memecahkan rekor. Ketika orang yang
mengungsi dihitung, lebih dari 1,5 juta orang Afghanistan telah
mengungsi sejak bulan Januari, menurut pejabat UNAMA.
Kalangan
analis tidak berharap tahun 2017 akan lebih baik tanpa proses
perdamaian dan rekonsiliasi antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
0 komentar:
Posting Komentar