Jakarta - Sejauh tahun ini emas emas belum mendapatkan dukungan yang cukup kuat dengan hanya meningkat sekitar satu persen saja, tetapi logam mulia ini mungkin akan bergerak lebih baik di tahun depan, kata analis Citigroup, Jon Bergtheil.
Penguatan dolar,
inflasi yang rendah dan ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve
Amerika akhir tahun ini telah meletakkan sebuah penutup terhadap corong
kenaikan emas pada tahun 2015. Saat ini logam mulia itu diperdagangkan
pada kisaran $ 1.200.
"Emas masih sangat
rentan selama tahun 2015, tetapi periode 2016 - 2020 bisa member
dukungan untuk emas," tulis Bergtheil dalam sebuah laporan yang
diperoleh MarketWatch.
Saat ini emas
menderita karena pelonggaran kebijakan bank sentral secara global belum
memicu inflasi seperti yang diharapkan, katanya. Harga-harga konsumen di
Amerika tidak berubah dalam 12 bulan terakhir hingga Februari lalu.
Ia mencatat,
"Pencetakan uang biasanya hampir selalu menyebabkan inflasi, tetapi
lingkungan kapasitas produksi yang lebih global saat ini bersama dengan
harga minyak yang jatuh, akselerasi inflasi tertahan," mencatat.
Tapi setelah semua
stimulus moneter dan devaluasi mata uang di luar negeri menyebabkan
inflasi dan harga minyak mulai stabil tahun depan, emas akan
menguntungkan, tambah Bergtheil.
Dia mencatat bahwa logam mulia telah menunjukkan kekuatan tahun ini dan tidak mengalah pada lonjakan dolar.
"Ketika di indeks ke
Januari 2014, pasangan logam lain seperti perak, platinum dan logam
dasar semua masih ter-cluster erat [berbanding terbalik] dengan indeks
dolar AS pada bulan April 2015. Sebaliknya, emas mengalami dislokasi
dari logam-logam lain dan dari dolar dalam satu tahun terakhir."
Beberapa ahli
mengatakan bahwa pelemahan ekonomi Amerika baru-baru ini juga mendukung
harga emas. Pelemahan tersebut telah menyebabkan ekonom untuk
memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga Amerika akan mengalami proses
yang lebih bertahap. Suku bunga yang lebih rendah sering meningkatkan
harga emas karena kondisi tersebut lebih kondusif untuk meningkatkan
inflasi.
Bank sentral Amerika
telah mempertahankan target suku bunga federal pada rekor rendah, nol
hingga 0,25 persen sejak Desember 2008. Banyak ekonom memprediksi bahwa
the Fed tidak akan menaikkan suku bunga sampai September, bahkan
beberapa ekonom memperkiraan periode kenaikan yang lebih jauh dari itu.
"Semakin meningkatnya
para pedagang dan pengamat pasar yang percaya Federal Reserve tidak akan
mampu menaikkan suku bunga pada tahun 2015, karena pertumbuhan ekonomi
Amerika yang masih belum stabil," Jim Wyckoff, analis dari Kitco.com
menulis dalam sebuah komentar yang diperoleh The Wall Street Journal.
"Semakin kurang hawkishnya the Fed... dalam beberapa tahun terakhir menjadi faktor bullish utama untuk pasar emas dan perak."
Ekonomi Amerika tumbuh
hanya 2,2 persen pada kuartal keempat, dan beberapa analis memprediksi
angka tersebut akan jauh lebih rendah untuk kuartal pertama tahun ini.
0 komentar:
Posting Komentar