Rabu, Juni 11, 2014

BI: Aliran Dana Asing Masuk Capai Rp 130 Triliun


Bank Indonesia
PT EquityWorld Futures: Bank Indonesia (BI) mencatat hingga Mei 2014 aliran dana asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 130 triliun. Menurut Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, tingginya aliran dana yang masuk ini menunjukkan investor masih tertarik untuk menyimpan dananya di Indonesia.

"Ada capital inflow Rp 130 triliun dari awal tahun sampai Mei," kata MIrza saat acara Bahana tentang Proyeksi Ekonomi dan Bisnis Indonesia ke Depan Jelang Pilpres di Hotel Four Seasons, Jakarta, Rabu (11/6/2014).

Mirza menjelaskan, penyebab derasnya aliran dana masuk karena investor telah melihat kebijakan moneter dan fiskal Indonesia cukup berhasil menekan angka defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). Pada kuartal II-2013, CAD tercatat masih 4,4% dari produk domestik bruto (PDB). CAD terus menurun hingga mencapai 2,06% PDB pada kuartal I-2014.

"Capital inflow masuk karena melihat kebijakan moneter dan fiskal sudah berhasil mengurangi CAD," ujarnya.

Hal lain, kata Mirza, adalah harapan soal pemerintahan baru yang diharapkan bisa melanjutkan agenda reformasi. Ini juga ikut mendorong investasi masuk ke Indonesia.

"Mereka (investor) berharap pemerintah ke depan melanjutkan reformasi ekonomi, hukum, politik, birokrasi. Jadi penting sekali, siapa pun pemerintahan ke depan harus bisa untuk melanjutkan agenda reformasi," tegas Mirza.

Dibantu aliran modal yang masuk, Mirza optimistis nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menguat. BI memperkirakan rupiah akan berada di level Rp 11.300-Rp 11.800 per dolar AS hingga akhir tahun. Angka tersebut merupakan angka keseimbangan di mana bisa memberikan keuntungan bagi eksportir dan juga bisa mengurangi impor yang tidak perlu.

"Kebijakan kurs mengikuti pasar, ada supply dan demand. Supply datang dari eksportir, capital inflow investor luar negeri. Demand datang dari impor, termasuk impor yang masih tinggi. Kita sekarang targetnya mengurangi dan impor meningkatkan ekspor. Makanya BI bilang level Rp 11.300-Rp 11.800 itu adalah yang memberikan insentif bagi eksportir tapi juga dapat mengurangi impor yang tidak perlu," paparnya.

Updated at : Rabu, Juni 11, 2014

0 komentar:

Posting Komentar