Sumber: http://finance.detik.com/read/2014/05/09/155303/2578447/4/menkeu-chatib-defisit-apbn-2014-akan-melewati-target?f9911023
PT Equity World Futures: Jakarta -Defisit anggaran yang tahun ini yang diperkirakan Rp 175,4 triliun atau 1,69% dari produk domestik bruto (PDB) akan terlampaui. Salah satu penyebabnya adalah potensi peningkatan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Defisit pasti akan melewati target, saya musti realistis," ungkap Chatib Basri, Menteri Keuangan, kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (9/5/2014).
Dari sisi penerimaan, Chatib memperkirakan setoran pajak kemungkinan tidak mencapai target Rp 1.110,2 triliun. Hingga akhir April, penerimaan pajak baru 25,38% dari target tersebut.
"Revenue dari pajak itu akan mengalami penurunan," katanya.
Sementara dari sisi pengeluaran, ada lonjakan akibat depresiasi nilai tukar rupiah. Dari asumsi pada APBN 2014 yang sebesar 10.500 per dolar Amerika Serikat, realisasinya saat ini rata-rata pada kisaran Rp 11.500 per dolar AS.
Dampak pelemahan rupiah paling terasa di pos subsidi BBM. Ini karena Indonesia saat ini merupakan negara pengimpor minyak. Sementara konsumsi dalam negeri terus tumbuh sehingga impor minyak pun meningkat.
"Kalau dari pelemahan Rp 1.000 itu kan defisit bertambah US$ 3 miliar. Porsi terbesar itu karena BBM," tutur Chatib.
Meski kemungkinan melampaui target, Chatib menyatakan pemerintah tetap berupaya menjaga defisit anggaran tidak lebih dari 3% PDB.
PT Equity World Futures: Jakarta -Defisit anggaran yang tahun ini yang diperkirakan Rp 175,4 triliun atau 1,69% dari produk domestik bruto (PDB) akan terlampaui. Salah satu penyebabnya adalah potensi peningkatan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Defisit pasti akan melewati target, saya musti realistis," ungkap Chatib Basri, Menteri Keuangan, kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (9/5/2014).
Dari sisi penerimaan, Chatib memperkirakan setoran pajak kemungkinan tidak mencapai target Rp 1.110,2 triliun. Hingga akhir April, penerimaan pajak baru 25,38% dari target tersebut.
"Revenue dari pajak itu akan mengalami penurunan," katanya.
Sementara dari sisi pengeluaran, ada lonjakan akibat depresiasi nilai tukar rupiah. Dari asumsi pada APBN 2014 yang sebesar 10.500 per dolar Amerika Serikat, realisasinya saat ini rata-rata pada kisaran Rp 11.500 per dolar AS.
Dampak pelemahan rupiah paling terasa di pos subsidi BBM. Ini karena Indonesia saat ini merupakan negara pengimpor minyak. Sementara konsumsi dalam negeri terus tumbuh sehingga impor minyak pun meningkat.
"Kalau dari pelemahan Rp 1.000 itu kan defisit bertambah US$ 3 miliar. Porsi terbesar itu karena BBM," tutur Chatib.
Meski kemungkinan melampaui target, Chatib menyatakan pemerintah tetap berupaya menjaga defisit anggaran tidak lebih dari 3% PDB.
0 komentar:
Posting Komentar