Sumber berita: http://finance.detik.com/read/2014/05/19/113834/2585678/6/jokowi-jk-vs-prabowo-hatta-ini-kata-pelaku-pasar-saham?f991104topweek
Jakarta -Peta politik dalam negeri mulai mendapat titik
jelas. Dua pasangan calon akan maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres)
Juli mendatang. Bagaimana respons pelaku pasar?
Dua pasangan capres dan cawapres yang akan maju tersebut adalah Joko Widodo (Jokowi) bersama Jusuf Kalla (JK) melawan Prabowo yang menggandeng Hatta Rajasa.
Menurut Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, pelaku pasar selama ini sudah berharap banyak terhadap Jokowi sebagai Presiden RI periode 2014-2019. Hal itu terlihat dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Jokowi sempat membuat geger pasar keuangan saat menyatakan akan maju sebagai capres pada Jumat 14 Maret 2014. Saat itu, IHSG langsung terbang hingga 3%, padahal pagi harinya masih negatif.
Sesaat setelah Jokowi mengumumkan rencana jadi capres tersebut sekitar pukul 15.00 WIB, IHSG langsung balik arah ke zona hijau. Bahkan IHSG sampai terbang hingga 123 poin ke level tertingginya 4.852,737.
"Kalau dilihat selama sepekan terakhir ini, sampai akhirnya IHSG bisa tembus 5.000 dan rupiah ke Rp 11.300, ini menunjukkan pasar merespons positif momen pemilu ini. Pasar juga sudah melihat-lihat siapa yang cocok untuk disandingkan dengan Jokowi," katanya kepada detikFinance, Senin (19/5/2014).
Reza mengatakan, ketika muncul nama JK, pasar merespons positif. Sebaliknya ketika muncul nama Puan Maharani pasar justru merespons negatif.
"Dari situ kita bisa melihat apa yang diinginkan market. Dari pergerakan market kita bisa lihat (pelaku pasar) maunya siapa? Dari awal kan market itu dukung Jokowi dan JK," ujarnya.
Sementara untuk sosok Prabowo, menurut Reza, jika melihat perkembangan di media sosial, Prabowo cenderung kurang disukai. Sedangkan Hatta, pasar sudah melihat dan meninjau kinerjanya selama menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian.
"Kalau Hatta, market cenderung netral. Pasar sudah melihat track record dia saat jadi menko. Tapi kalau disandingkan dengan Prabowo, pelaku pasar sepertinya malah kurang setuju," ujarnya.

Dua pasangan capres dan cawapres yang akan maju tersebut adalah Joko Widodo (Jokowi) bersama Jusuf Kalla (JK) melawan Prabowo yang menggandeng Hatta Rajasa.
Menurut Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, pelaku pasar selama ini sudah berharap banyak terhadap Jokowi sebagai Presiden RI periode 2014-2019. Hal itu terlihat dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Jokowi sempat membuat geger pasar keuangan saat menyatakan akan maju sebagai capres pada Jumat 14 Maret 2014. Saat itu, IHSG langsung terbang hingga 3%, padahal pagi harinya masih negatif.
Sesaat setelah Jokowi mengumumkan rencana jadi capres tersebut sekitar pukul 15.00 WIB, IHSG langsung balik arah ke zona hijau. Bahkan IHSG sampai terbang hingga 123 poin ke level tertingginya 4.852,737.
"Kalau dilihat selama sepekan terakhir ini, sampai akhirnya IHSG bisa tembus 5.000 dan rupiah ke Rp 11.300, ini menunjukkan pasar merespons positif momen pemilu ini. Pasar juga sudah melihat-lihat siapa yang cocok untuk disandingkan dengan Jokowi," katanya kepada detikFinance, Senin (19/5/2014).
Reza mengatakan, ketika muncul nama JK, pasar merespons positif. Sebaliknya ketika muncul nama Puan Maharani pasar justru merespons negatif.
"Dari situ kita bisa melihat apa yang diinginkan market. Dari pergerakan market kita bisa lihat (pelaku pasar) maunya siapa? Dari awal kan market itu dukung Jokowi dan JK," ujarnya.
Sementara untuk sosok Prabowo, menurut Reza, jika melihat perkembangan di media sosial, Prabowo cenderung kurang disukai. Sedangkan Hatta, pasar sudah melihat dan meninjau kinerjanya selama menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian.
"Kalau Hatta, market cenderung netral. Pasar sudah melihat track record dia saat jadi menko. Tapi kalau disandingkan dengan Prabowo, pelaku pasar sepertinya malah kurang setuju," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar