Jumat, Mei 30, 2014

IMF : Jepang perlu lanjutkan pelonggaran moneter

IMF
Equity World Futures: Dalam laporan review tahunan atas ekonomi Jepang hari ini (Jumat), Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa Bank of Japan (BoJ) mungkin perlu untuk menjaga dorongan stimulus untuk "jangka waktu yang diperpanjang " dan menganjurkan Tokyo untuk menindaklanjuti reformasi ekonominya.
Kekhawatiran bahwa kenaikan pajak penjualan yang diterapkan bulan April baru-baru ini akan menekan pemulihan ekonomi terbesar nomor tiga dunia dan telah mendorong spekulasi bahwa BoJ terpaksa untuk memperluas kampanye pelonggaran moneter guna melawan penurunan pemulihan.
IMF yang berbasis di Washington itu mengatakan bahwa target bank sentral Jepang untuk mencapai inflasi 2,0 persen tahun depan - yang bertujuan untuk menaklukkan deflasi harga yang telah menahan pertumbuhan - kemungkinan besar akan dicapai pada tahun 2017 sebagai gantinya.
"BoJ harus bertindak cepat jika inflasi aktual atau diharapkan mengalami kemandegan atau mengecewakan pertumbuhan," kata IMF. "Langkah pelonggaran pelonggaran moneter yang agresif mungkin perlu dipertahankan untuk periode yang diperpanjang."
IMF mengapresiasi kebijakan dari Perdana Menteri Shinzo Abe - yang mengkombinasi pengeluaran pemerintah yang besar dengan pelonggaran moneter bank sentral yang lebih dijuluki sebagai Abenomics, yang dirancang untuk menarik ekonomi keluar dari deflasi menahun dan ketertinggalan pertumbuhan ekonomi.
Namun rencana yang disebut "panah ketiga" ini - reformasi yang mencakup pasar tenaga kerja yang lebih fleksibel dan kerjasama perdagangan bebas “ sejauh ini hanya seputar wacana-wacana dibandingkan tindakan nyata.
Tokyo telah menyepakati perjanjian perdagangan yang telah lama ditunggu-tunggu dengan Australia dan mulai menderegulasi sektor energi, namun negosiasi perdagangan terpisah yang melibatkan Amerika Serikat dan 10 negara lainnya, yang dikenal sebagai Kemitraan Trans-Pasifik mandeg.
Jepang telah lama dituduh karena melindungi industri dalam negeri dengan perdagangan yang tinggi dan hambatan non-tarif lainnya, sementara banyak barang-barang ekspornya, termasuk kendaraan dan elektronik menikmati penjualan besar di luar negeri.
Bulan lalu, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan untuk ekonomi Jepang tahun ini dan komentar hari Jumat ini kemungkinan besar akan menumpuk tekanan baru pada Abe sebelum ia mengungkap rencana pertumbuhan ekonomi yang baru di bulan depan.
"Keberlanjutan pemulihan dalam jangka menengah berada ditengah risiko," kata IMF, menambahkan bahwa "reformasi yang lebih kuat diperlukan untuk mengatasi hambatan pertumbuhan".
Sumber : AFP

Updated at : Jumat, Mei 30, 2014

0 komentar:

Posting Komentar