Sumber berita: http://www.tempo.co/read/news/2014/05/27/090580603/BI-Rate-Tak-Turun-Kredit-Macet-Bisa-Meningkat-
Equity World Futures: Pengamat kebijakan ekonomi dari Perkumpulan Prakarsa, Wiko Saputra, memprediksi, jika pemerintah dan Bank Indonesia tidak berupaya menurunkan BI rate dalam waktu dekat, risiko terjadinya kredit macet atau non-performance loan (NPL) pada sektor perbankan akan meningkat.
Equity World Futures: Pengamat kebijakan ekonomi dari Perkumpulan Prakarsa, Wiko Saputra, memprediksi, jika pemerintah dan Bank Indonesia tidak berupaya menurunkan BI rate dalam waktu dekat, risiko terjadinya kredit macet atau non-performance loan (NPL) pada sektor perbankan akan meningkat.
"Apalagi tekanan dunia usaha tidak saja pada
tingginya suku bunga riil, tapi juga kenaikan biaya produksi yang
tinggi," ucapnya kepada Tempo, Selasa, 27 Mei 2014.
Ia
menuturkan suku bunga riil menjadi tinggi akibat kenaikan tarif listrik
serta biaya logistik yang semakin tinggi. Setiap kenaikan BI rate, Wiko
menjelaskan, akan berdampak terhadap kenaikan suku bunga riil. Saat ini
posisi BI rate ada pada level 7,5 basis poin.
"Posisinya
sudah hampir enam bulan," katanya. Wiko mengatakan tingginya suku bunga
riil sangat berdampak terhadap pelaku usaha, terutama sektor riil dan
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Jadi, menurut
Wiko, pemerintah dan Bank Indonesia harus berfokus untuk menurunkan
peran pemerintah. Ia menjelaskan peranan pemerintah diperlukan karena
Bank Indonesia sudah berupaya keras mengatur dari sisi kebijakan
moneter.
"Pemerintah harus berupaya mengontrol inflasi
supaya tidak melonjak tinggi," ucapnya. Wiko mengatakan, ketika inflasi
tinggi dan tak terkontrol, upaya moneter melalui penurunan BI rate
mustahil dilakukan karena sisi kebijakan moneter sudah optimal.
0 komentar:
Posting Komentar