Kamis, November 21, 2013

Dollar kuat di Asia pagi ini

dollar
EquityWorld Futures: Bloomberg, (21/11) - Dolar menguat terhadap sebagian besar mata uang Asia, sementara saham di Australia dan Korea Selatan turun setelah Federal Reserve mengindikasikan kemungkinan pemangkasan stimulus dalam beberapa bulan mendatang. Saham Jepang melonjak berserta dengan emas dan perak rebound sementara minyak mentah menurun.

Index US Dollar Bloomberg naik untuk hari kedua, tercatat 0,2 persen lebih tinggi pada pukul 09:54 di Tokyo, dengan setidaknya 0,3 persen kenaikan terhadap yen, ringgit Malaysia dan won Korea Selatan. MSCI Asia Pacific Index turun 0,1 persen, sementara Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,9 persen. Index berjangka Standard & Poor 500 sedikit berubah. Emas naik dari level terendah empat bulan dan perak menghentikan penurunan tiga hari, sementara di lain tempat, minyak West Texas Intermediate turun 0,2 persen menjadi $ 93,66 per barel.

The Fed mengharapkan data ekonomi untuk terus memberikan sinyal perbaikan yang sedang berlangsung di pasar kerja dan 'dengan demikian bisa menjamin pemangkasan laju pembelian obligasi di bulan-bulan mendatang,' berdasarkan risalah rapat FOMC Oktober lalu. Presiden Fed Bank of St Louis, James Bullard juga memicu spekulasi tapering, mengatakan bahwa penurunan pembelian obligasi bisa dimungkinkan pada bulan Desember mendatang. Indeks swasta hari ini mungkin akan menunjukkan pertumbuhan manufaktur China yang melambat selama bulan lalu, sementara Bank of Japan akan mengakhiri rapat kebijakan moneternya juga pada hari ini.

HSBC Holdings Plc/Markit Economics akan merilis data index manajer pembelian sektor manufaktur China yang diperkirakan akan berada pada 50,8 untuk bulan November dari level 50,9 pada bulan Oktober, menurut rata-rata perkiraan dari 18 ekonom yang disusun oleh Bloomberg. Angka diatas 50 memberikan sinyal ekspansi.

Index dollar Bloomberg, yang melacak greenback terhadap 10 pasangan utamanya mengakhiri penurunan tiga hari pada sesi kemarin, naik sebesar 0,4 persen. Yen melemah 0,4 persen menjadi 100,44 per dolar hari ini, sementara won merosot 0,3 persen menjadi 1,060.91 per dolar pada hari kedua penurunannya. Ringgit melemah 0,5 persen menjadi 3,1865 dolar dan baht Thailand melemah 0,4 persen.

Euro sedikit berubah pada posisi $1,3421 setelah meluncur 0,7 persen terhadap dolar AS kemarin, penurunan terbesar satu hari pada bulan ini.

Pada tanggal 19 November lalu, empat dari lima investor memperkirakan Fed akan menunda keputusan terkait pemangkasan pertama kali dalam program pembeli obligasi sampai Maret 2014 atau setelahnya, dengan 5 persen yang memperkirakan bulan depan, menurut survey global terbaru dari Bloomberg. Hanya satu dari 20 yang mengatakan bank sentral AS akan mulai mengurangi pembelian tersebut pada pertemuan FOMC tanggal 17-18 Desember, menurut jajak pendapat investor, pedagang dan analis yang berlangganan Bloomberg yang diadakan kemarin sebelum risalah Fed dikeluarkan.

Index S & P / ASX 200 Australia turun 0,4 persen pada hari keempat kejatuhannya, kemerosotan terpanjang sejak Agustus, sementara Indeks Kospi di Seoul turun 0,7 persen, jatuh untuk hari kedua. Indeks ekuitas China-AS Bloomberg, yaitu saham-saham China yang paling banyak diperdagangkan di New York melemah 0,9 persen.

Perak naik 0,4 persen menjadi $ 19,9445 per ounce setelah jatuh ke penutupan terendah sejak 7 Agustus kemarin, sedangkan paladium dan platinum naik 0,2 persen. Emas naik 0,3 persen menjadi $ 1,248.37 per ounce menyusul kejatuhan 2,5 persen kemarin.

Gas alam berjangka turun 0,2 persen setelah melonjak 3,3 persen dan memimpin kenaikan komoditas kemarin. Sementara, bensin naik 0,4 persen pada gain kedua berturut-turut.

Updated at : Kamis, November 21, 2013

0 komentar:

Posting Komentar