Rabu, Agustus 28, 2013

Dolar dalam tekanan ditengah ketegangan konflik Suriah

equity world
AFP, (28/8) - Yen mempertahankan penguatannya terhadap dolar di Asia pada Rabu pagi dan mata uang emerging market merosot karena para pedagang menjauhi risiko terkait meningkatnya ketegangan di Suriah.

Dolar dibeli di harga 97,03 yen pada perdagangan tengah hari di Tokyo, sebagian besar tidak berubah dari posisi 97,01 yen di New York Selasa sore tapi turun tajam dari level di atas 98,00 yen yang tercatat di Tokyo pada hari Selasa kemarin.

Euro dibeli seharga 1,3388 dolar dan 130,08 yen, dibandingkan dengan 1,3391 dolar dan 129,88 yen sebelumnya.

Mata uang emerging Asia sebagian besar bergerak lebih rendah pagi ini.

Rupee India, yang mencapai rekor terendah baru di 67,22 terhadap dolar hari Selasa, diperdagangkan pada posisi 66,19. Rupiah Indonesia turun menjadi 11.306 dari posisi 10.925 dan peso Filipina turun di 44,57 peso dari level 44,43 peso.

Saham-saham global anjlok dan harga minyak melonjak pada Selasa karena tekanan Barat melakukan aksi militer terhadap Suriah atas tuduhan serangan menggunakan senjata kimia terhadap warga sipilnya.

Aset yang memberi imbal hasil lebih tinggi, seperti mata uang emerging market saat ini sedang dibuang dan uang-uang tersebut sedang diparkir kedalam dolar AS dengan US Treasuries.

Pihak Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat tengah menjajaki upaya serangan yang ditargetkan kepada rezim penguasa Suriah yang telah dituduh melakukan serangan gas kimia pada 21 Agustus lalu yang menewaskan ratusan warga sipil.

Meningkatnya ketegangan telah memukul kinerja saham-saham global dengan sebagian besar para dealer berusaha mencari perlindungan, sementara dolar bisa jatuh ke bawah 96,00 yen dalam jangka pendek, kata kepala strategi valas dari Citigroup Global Markets Jepang, Osamu Takashima.

Namun dalam jangka menengah itu akan memiliki 'efek kompleks terhadap pasangan mata uang'.

Kelanjutan memburuknya situasi konflik diperkirakan bisa terus mendongkrak harga minyak mentah, yang akan merusak perekonomian AS dan menunda pemangkasan stimulus dari the Fed dan yang pada akhirnya akan menyebabkan melemahnya dolar juga, katanya.
 

Updated at : Rabu, Agustus 28, 2013

0 komentar:

Posting Komentar