PT Equity World Futures:
London - Tingkat pengangguran di Spanyol terus memburuk
gara-gara krisis. Karena susah dapat kerja di negaranya, banyak anak
muda Spanyol hijrah ke luar negeri demi hidup yang lebih baik.
Tapi apa memang impian itu bisa tercapai? Nasib berkata lain, karena negara-negara di Eropa lainnya juga sedang mengalami kesulitan ekonomi. Boro-boro menerima lamaran dari warga asing, warga negaranya sendiri juga banyak menganggur.
Hal ini dialami oleh mahasiswa Spanyol yang baru saja lulus bernama Benjamin Serra Bosch. Ia kesal pemerintah negaranya tidak menyediakan lapangan kerja yang baik. Pindah ke London, eh ternyata susah juga nyari pekerjaan.
Ia pun menumpahkan kekesalannya melalui akun jejaring sosial miliknya, Facebook dan Twitter. Saat ini ia bekerja di salah satu kedai 'waralaba kopi terkenal' di London. Tugasnya adalah menyediakan kopi, membersihkan meja, lantai, hingga toilet.
Meski kesal, namun Benjamin mengaku tidak malu akan pekerjaannya. Pasalnya, ia punya pekerjaan tetap dan gaji bulanan, tidak seperti anak mudah Spanyol lain yang nasibnya kurang beruntung.
"Yang membuat saya malu adalah harus bekerja di negara lain karena tidak ada lowongan sama sekali di Spanyol," katanya seperti dikutip dari CNBC, Kamis (3/10/2013).
"Banyak anak muda Spanyol di sini... dan jujur saja, kami bukan anak muda yang sengaja mencari petualangan dan cari pengalaman di negeri orang. Kami ini imigran," jelasnya.
Postingan Benjamin yang sudah di-retweet lebih dari 27.000 kali itu ditutup dengan kalimat, "Saya kira saya layak dapat kehidupan yang lebih baik setelah bekerja keras menjalani masa kuliah. Sepertinya saya salah," ujarnya.
Rabu kemarin Pemerintah Spanyol mengumumkan tingkat pengangguran di negara matador itu naik 0,5% di September menjadi 4,7 juta jiwa. Totalnya dalam tiga bulan pertama tahun ini tingkat penganggurannya mencapai 26,3% dari seluruh total penduduk.
Jumlah kaum muda (di bawah 25 tahun) yang menganggur di Spanyol juga ikut naik menjadi 28.590 orang atau sekitar 7% dari total pengangguran.
Tapi apa memang impian itu bisa tercapai? Nasib berkata lain, karena negara-negara di Eropa lainnya juga sedang mengalami kesulitan ekonomi. Boro-boro menerima lamaran dari warga asing, warga negaranya sendiri juga banyak menganggur.
Hal ini dialami oleh mahasiswa Spanyol yang baru saja lulus bernama Benjamin Serra Bosch. Ia kesal pemerintah negaranya tidak menyediakan lapangan kerja yang baik. Pindah ke London, eh ternyata susah juga nyari pekerjaan.
Ia pun menumpahkan kekesalannya melalui akun jejaring sosial miliknya, Facebook dan Twitter. Saat ini ia bekerja di salah satu kedai 'waralaba kopi terkenal' di London. Tugasnya adalah menyediakan kopi, membersihkan meja, lantai, hingga toilet.
Meski kesal, namun Benjamin mengaku tidak malu akan pekerjaannya. Pasalnya, ia punya pekerjaan tetap dan gaji bulanan, tidak seperti anak mudah Spanyol lain yang nasibnya kurang beruntung.
"Yang membuat saya malu adalah harus bekerja di negara lain karena tidak ada lowongan sama sekali di Spanyol," katanya seperti dikutip dari CNBC, Kamis (3/10/2013).
"Banyak anak muda Spanyol di sini... dan jujur saja, kami bukan anak muda yang sengaja mencari petualangan dan cari pengalaman di negeri orang. Kami ini imigran," jelasnya.
Postingan Benjamin yang sudah di-retweet lebih dari 27.000 kali itu ditutup dengan kalimat, "Saya kira saya layak dapat kehidupan yang lebih baik setelah bekerja keras menjalani masa kuliah. Sepertinya saya salah," ujarnya.
Rabu kemarin Pemerintah Spanyol mengumumkan tingkat pengangguran di negara matador itu naik 0,5% di September menjadi 4,7 juta jiwa. Totalnya dalam tiga bulan pertama tahun ini tingkat penganggurannya mencapai 26,3% dari seluruh total penduduk.
Jumlah kaum muda (di bawah 25 tahun) yang menganggur di Spanyol juga ikut naik menjadi 28.590 orang atau sekitar 7% dari total pengangguran.
0 komentar:
Posting Komentar