Sumber berita:
www.antaranews.com

EquityWorld Futures: Harga minyak bergerak lebih rendah di perdagangan Asia, Kamis, karena
pedagang menunggu data ekonomi AS terbaru untuk petunjuk tentang
permintaan di konsumen minyak mentah utama dunia itu menyusul laporan
stok mingguan yang netral.
Patokan AS, minyak mentah
light sweet atau
West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 31 sen menjadi 93,57 dolar AS per barel, sementara minyak mentah
Brent merosot 13 sen menjadi 102,59 dolar AS di perdagangan sore.
United Overseas Bank Singapura mengatakan "harga minyak sedikit
berubah" karena investor mempertimbangkan penurunan 2,1 juta barel
dalam cadangan minyak mentah AS secara keseluruhan, tetapi dengan
peningkatan 500.000 barel di depot utama Cushing, Oklahoma.
Laporan mingguan Departemen Energi AS yang dirilis Rabu juga
menunjukkan kenaikan 0,4 persen dalam total persediaan bahan bakar
minyak, termasuk distilat dan bensin.
Desmond Chua, analis pasar di CMC Markets di Singapura, mengatakan
investor "tetap di luar pasar menunggu data ekonomi utama AS".
Data klaim pengangguran awal untuk pekan yang berakhir 23 Agustus serta angka penjualan
pending home
(rumah yang pengurusannya belum selesai) untuk Juli akan dirilis pada
Kamis sore, bersama dengan angka produk domestik bruto untuk kuartal
kedua AS yang direvisi.
"Selain dari angka PDB kedua --yang diperkirakan sedikit lebih
rendah, dari 4,0 persen menjadi 3,9 persen-- sektor tenaga kerja dan
perumahan diperkirakan akan terus menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan,"
kata Chua.
Konflik yang sedang mendidih di Ukraina dan Timur Tengah memberikan
dukungan terhadap harga minyak, dengan sedikit tanda bahwa mereka akan
meningkat lebih lanjut atau diselesaikan dalam waktu dekat.
"Dengan tidak adanya resolusi untuk krisis Libya, Irak dan Ukraina sudah kelihatan, probabilitas pergerakan naik
Brent
dalam jangka menengah jauh lebih tinggi," kata Sanjeev Gupta, kepala
praktek minyak dan gas Asia-Pasifik di konsultan bisnis EY.
Minyak mentah
Brent lebih berpengaruh ke pasar minyak
internasional dibandingkan dengan WTI yang terfokus ke AS, dan dengan
demikian harganya lebih sensitif terhadap potensi gangguan pasokan
global.